memilih lawan jenisnya untuk dikawinkan. Sekilas, aplikasi itu mirip seperti memilih jodoh dalam aplikasi kencan online . http://sinidomino.com, senin (6/2/2017), eksperimen tersebut ternyata telah
dilakukan selama empat tahun di Kebun Binatang Primata Apenheul, yang berlokasi di Apeldoorn, Belanda. Mereka kini tengah menguji metode ini kepada Samboja, orangutan berusia 11 tahun
dengan memperlihatkan sejumlah gambar orangutan jantan yang hendak dipilih olehnya.
Tujuannya untuk membuat mereka kawin dan punya generasi baru. Cuma kami ingin orangutan juga
merasakan perasaan mutual agar pada akhirnya proses perkawinan terasa lebih lancar,” kata Thomas Bionda, ahli biologis behavioral Kebun Binatang Apenheul. Menariknya, kandidat ‘jodoh’ orangutan
jantan yang dipilih Samboja tak hanya berasal dari Negeri Kincir Angin. Bionda mengungkap, ada sejumlah orangutan yang masuk ke daftar kandidat, bahkan dari Asia Tenggara sekali pun, termasuk
Singapura dan Indonesia. Bionda menjelaskan, tujuan diadakannya metode tersebut tak sekadar untuk mengawinkan antar-orangutan, namun juga ingin melibatkan emosi antar-hubungan. Emosi adalah
salah satu faktor terpenting, jika ini tidak dilibatkan maka kemungkinan sukses dalam kawin akan berisiko,ia melanjutkan. Pada saat bersamaan, Evy van Berlo, psikolog Kebun Binatang Apenheul
mengatakan bahwa metode tersebut dapat dilakukan orangutan dengan mudah. Dan bahkan, mereka juga telah menguji metode ini dengan hewan yang gerakannya relatif sama dengan manusia seperti
simpanse. Kami berikan mereka laptop dan perlihatkan sejumlah foto orangutan. Ketika mereka tertarik maka mereka akan menunjuk foto itu. Cara ini sangat menarik, dan kami yakin hasilnya tak
akan mengecewakan, karena mereka memilih berdasarkan visual--apa yang mereka lihat dan rasakan--langsung dari emosi, pungkasnya.
0 komentar:
Posting Komentar